Majapahit Teknologi – Pada saat ini layanan digital semakin bertumbuh subur dengan hadirnya banyak keunggulan untuk menjadi lebih simple, mudah dan cepat.
Oleh karena itu, dengan kehadiran layanan digital ini, menjadikan seluruh aktivitas transaksi baik secara promosi, penjualan, pembelian, bahkan sampai dengan cara pemasaran produk atau jasa yang dapat dilakukan oleh Anda hanya dengan menggunakan elektronik seperti smartphone, laptop dan lain sebagainya.
Namun, sebelum itu, Anda juga harus menentukan model bisnis dengan tujuan untuk merancang usaha Anda, mengapa ? karena tanpa tujuan model bisnis yang jelas, Anda akan kesulitan untuk memastikan tujuan bisnis yang nantinya akan ditawarkan kepada konsumen. Hal tersebut juga berlaku ketika Anda ingin menjalankan bisnis secara online.
Namun, jika Anda belum mengetahui terkait dengan Ecommerce, Anda bisa membaca ulasan lainnya dengan mengikuti tautan dibawah ini.
Baca : Apa Itu E-Commerce ? Pengertian, Jenis, Manfaat & Contohnya [ LENGKAP ]
Macam-Macam Model Bisnis Ecommerce
Untuk itu, Anda perlu mempelajari terlebih dahulu mengenai model bisnis e-commerce yang akan Anda pilih nantinya. Nah, ada berbagai macam klasifikasi model bisnis ecommerce dan contohnya yang tentu saja memiliki fungsi berbeda-beda, simak sebagai berikut :
Business to Business (B2B)
Model bisnis ecommerce yang pertama adalah Business to Business (B2B) yang merupakan salah satu bisnis terbesar dengan meliputi berbagai transaksi yang dilakukan antar Perusahaan atau jenis usaha.
B2B adalah salah satu transaki terbaik. Baik secara elektronik dan juga jasa. Hal ini di karenakan sebuah kelompok yang memang menjalankan bisnis serta bukan konsumen perorangan.
Selain itu, Perusahaan dengan model bisnis ecommerce ini, biasanya akan menawarkan hal-hal yang memang tidak jauh dari inventarisasi usaha misalnya seperti peralatan kantor, mesin pabrik dan lain-lain.
Business to Consumer (B2C)
Berikutnya terdapat model bisnis yang bernama B2C, merupakan bentuk bisnis yang paling umum, mengapa ? Alasannya adalah karena Perusahaan menjual barang kepada konsumen dan user.
Tentu saja hal ini tidak sama seperti bisnis B2B seperti yang sudah di jelaskan di atas, namun model bisnis B2C ini tidak membutuhkan sama sekali usaha pemasaran yang berat.
Hal ini di karenakan sifat konsumen yang tidak membutuhkan waktu lama untuk membeli sesuatu dari binsis Business to Customer (B2C).
Selain itu, pada bisnis B2C ini, menawarkan banyak produk serta layanan yang sangat beragam. Dimulai dari kebutuhan pokok sehari-hari sampai dengan kebutuhan yang lainnya seperti fashion, dan lain-lain.
Contoh dari Perusahaan B2C di Indonesia adalah seperti Lazada, Tokopedia, dan lain-lain.
Consumer to Consumer (C2C)
Selain dari B2C, model bisnis selanjutnya adalah Consumer to Consumer atau disingkat menjadi C2C. C2C menjadi salah satu bentuk bisnis ecommerce yang paling popular dengan melakukan transaksi barang atau jasa yang memang dilakukan dari konsumen kepada konsumen.
Selain daripada itu, C2C ini juga terbagi menjadi 2, yakni :
- Marketplace
- Classified
Jika pada model bisnis C2C marketplace, konsumen akan senantiasa menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan pada suatu platform untuk dijadikan sebagai wadah transaksi.
Nah, didalam platform tersebut, konsumen yang memang bertindak sebagai penjual dapat mempromosikan berbagai produk yang nantinya ditujukan untuk dibeli oleh konsumen.
Model bisnis e-commerce C2C yang sudah dikenal oleh banyak orang di Indonesia adalah Tokopedia, Shoppe dan lain-lain.
Namun jika pada model bisnis C2C Classfied, biasanya mereka memberikan kebebasan kepada penjual dan juga pembeli dengan tujuan untuk bertransaksi secara langsung.
Website yang sudah disediakan tersebut hanya memiliki fungsi untuk mempertemukan antara penjual dan juga pembeli tetapi tidak menyediakan transaksi jual beli online.
Mereka melakukan metode transaksi dengan cara Cash On Delivery (COD). Website terkenal di Indonesia untuk bentuk bisnis Classified ini adalah OLX dan kaskus.
Consumer to Business (C2B)
C2B merupakan salah satu jenis e commerce yang memang memiliki layanan dengan tujuan untuk perorangan atau konsumen yang memiliki produk atau layanan dan menjualnya kepada Perusahaan yang membutuhkan.
Misalnya seperti website membuka layanan untuk desainer website dengan memiliki beberapa contoh logo yang telah dibuat, setelah itu nantinya akan di ajukan untuk dijual ke Perusahaan yang memang membutuhkan.
Business to Administration (B2A)
B2A ini merupakan salah satu model bisnis dari ecommerce dengan di adakannya pelayanan transaksi dari Perusahaan dengan bagian administrasi kepada public atau sebuah Lembaga masyarakat secara online. Biasanya bentuk bisnis seperti itu, seringkali diterapkan pada pada pelayanan pemerintah.
Perlu diketahui oleh Anda, jika pada B2A akan melibatkan banyak bidang, misalnya seperti jaminan social, ketenagakerjaan dan lain-lain.
Contoh website Pemerintahan yang telah menggunakan model bisnis ini adalah www.pajak.go.id, www.bpks-online.com dan lain sebagainya.
Consumer to Administration (C2A)
Selanjutnya terdapat bentuk bisnis dengan nama Consumer to Administration C2A yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan model bisnis B2A namun hanya berbeda pada prosesnya.
Pada C2A ini memberikan pelayanan dengan transaksi dari perorangan yang ditujukan untuk administrasi public dengan secara elektronik.
Nah contoh dari model bisnis C2A ini misalnya seperti pelayanan pajak pemerintah yang nantinya masyarakat mendapatkan berbagai informasi mengenai pajak dan lain sebagainya.
Online to Offline (O2O)
Terakhir merupakan model bisnis terbaru yang dimana prosesnya menggunakan dua saluran secara online maupun offline.
Sejatinya para produsen akan senantiasa melakukan promosi atau pemasaran dan menemukan konsumen serta menarik konsumen dengan meningkatkan kesadaran mereka terhadap produk atau layanan yang dilalui dengan cara online.
Setelah itu, nantinya akan diteruskan dengan membeli secara offline di toko yang sudah ditentukan. Sederhananya, bisnis model ini melakukan transaksi secara online dan mengambil pesanan secara offline yang nantinya akan diberikan kepada konsumen pun secara offline.
Contoh dari model bisnis Online to Offline (O2O) adalah seperti Gojek, Grab dan lain sebagainya.
Metode Operasi dalam Model Bisnis Ecommerce
Selain dari beberapa model bisnis ecommerce, Anda juga harus mengetahui berbagai metode yang dilakukan dalam pengoprasian ecommerce, dimulai dari mendapatkan produk, pengelolaan sampai dengan pengirimannya. Simak sebagai berikut:
Shipping
Metode pertama yang sering dilakukan adalah shipping. Sederhananya, metode shipping ini dapat dilakukan oleh semua orang, Anda hanya perlu memproduksi barang Anda sendiri dan setelah itu melakukan penjualan di website marketplace.
Setelah mendapatkan konsumen yang ingin membeli produk Anda, selanjutnya Anda hanya tinggal mengemas dan mengirimkan produk tersebut kepada pelanggan yang dapat dilakukan dengan jasa pengiriman yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dropshipping
Cara dropshipping ini berbeda dengan shipping, Dropshipping atau lebih dikenal dengan istilah Dropsip. Anda hanya perlu memasarkan serta menjual produk seperti biasanya. Namun, produk yang Anda pasarkan tersebut disimpan juga oleh orang lain serta memasarkannya juga.
Selain daripada itu, para produsen dituntut harus lebih bertanggung jawab dalam mengemas serta mengirimkan barang atau pesanan yang dilakukan oleh dropshipper.
Menariknya, Anda juga akan mendapatkan keuntungan 100% ketika ada orang lain yang ingin menjadi dropshipper dari produk Anda.
Jika Anda bingung tidak memiliki produk, maka solusi terbaiknya adalah menjadi dropshipper. Untuk menjadi bagian dari dropshipping, biasanya Anda akan diminta untuk melakukan sejumlah registrasi dengan membayar sejumlah uang yang diberikan dalam waktu tertentu.
Wholesale
Cara berikutnya adalah Wholesale yang dimana penjualan tersebut dilakukan secara grosir. Secara sederhananya, produk tersebut akan ditawarkan dalam jumlah yang sangat banyak namun dengan harga yang lebih rendah dari harga sebenarnya.
D2C (Direct to Consumer)
Jika Anda pernah melakukan transaksi untuk melakukan pembelian produk melalui website maka artinya Anda pernah menggunakan metode dengan cara D2C.
Dengan menggunakan metode ini, Anda akan mendapatkan tantangan tersendiri, mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan jika produk yang Anda pasarkan tersebut tidak di pasarkan melalui marketplace namun hanya dengan menggunakan website sebagai metode pemasaran produk tersebut.
Salah satu cara jitu yang sering digunakan oleh pebisnis D2C ialah dengan menggunakan SEO (Search Engine Optimization) dan SEM (Search Engine Marketing). Hal ini bertujuan agar website tersebut dapat teroptimasi dengan baik dengan mendapatkan rangking teratas pada hasil mesin pencarian.
Jika Anda belum memahami mengenai SEO, Anda bisa membaca ulasan terkait SEO secara lengkap dibawah ini.
Private Labeling
Ketika ingin memulai sebuah bisnis, sebenarnya tidak harus memproduksi barang tersebut secara sendiri, karena hal tersebut sudah dipastikan membutuhkan modal atau dana yang besar untuk menjualnya.
Namun, Anda tidak perlu khawatir jika Anda tidak memiliki modal besar karena masih ada solusi untuk mengatasi hal tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan metode Private Labeling.
Anda bisa membuat perjanjian dan melakukan kontrak dengan Perusahaan manufaktur untuk memproduksikan produk Anda.
Oleh karena itu, metode ini adalah salah satu solusi untuk Anda lakukan jika Anda masih belum memiliki banyak modal yang besar untuk melakukan produksi sendiri.
White Labeling
Berikutnya terdapat metode yang hampir sama dengan Private Labeling. Namun, perbedaan yang mencolok dari cara bisnis ini adalah tidak melakukan perjanjian atau kontrak pada produsen lain untuk memproduksi barang Anda.
Tetapi, Anda bekerjasama dengan Perusahaan tersebut dan Anda sendirilah yang melakukan desain kemasan serta brand dari produk tersebut sebelu di pasarkan kepada konsumen.
Dengan cara ini, Anda tidak perlu membutuhkan modal besar. Namun, Anda harus pintar untuk memilih niche dari produk serta Perusahaan yang menawarkan produk Anda.
Terdapat 2 kualifikasi yang harus Anda perhatikan sebelum menjalankan bisnis dengan metode seperti ini, sebagai berikut.
- Anda harus mempertimbangkan produk apa saja yang paling banyak diminati oleh konsumen.
- Biaya yang nantinya akan ditawarkan oleh White Labeling akan sangat berbeda. Maka dari itu, Anda harus banyak mempertimbangkan sebelum memilihnya.
Subscription atau Langganan
Terakhir terdapat cara berbisnis dengan melakukan metode subscription yang artinya bisnis tersebut memperjualkan layanan berlangganan pada produknya. Para konsumen nantinya akan mendapatkan berbagai jenis produk tertentu dalam waktu yang sudah ditentukan.
Kesimpulan
Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, menjalankan suatu bisnis menjadi lebih mudah karena banyak sekali metode atau cara yang dilakukan agar proses bisnis tersebut dapat berjalan dengan sangat baik.
Disisi lain sebelum Anda menjalankan bisnis tersebut, Anda juga harus mengetahui model bisnis seperti apa yang nantinya akan Anda jalankan dengan mengikuti trend perkembangan bisnis saat ini.
Jadi, model bisnis seperti apa yang menjadi pilihan terbaik Anda? Tentukan sekarang juga ya ?